TEORI-TEORI BELAJAR DAN PENJELASANNYA~UT - qodirsmart

Illuminating Your Digital Future

Khoirunnas Anfauhum Linnas

LightBlog

Mau bikin website? Kunjungi link berikut!

Banner IDwebhost

Jumat, 09 April 2021

TEORI-TEORI BELAJAR DAN PENJELASANNYA~UT

 

Pertanyaan LMS UT:

Teori belajar konstruktivisme ada banyak yang dapat dipelajari antara lain:

Teori Ausubel adalah teori kebermaknaan, Teori Jean Piaget teori perkembangan intelektual , teori Brunner tentang perkembangan mental, Teori Vygotsky tentang pembelajaran geometri, Teori Polya tentng pemecahan masalah, Teori Van Hiele tentang eksistensi pemikiran geometri.

Teori belajar tersebut diterapkan dalam pembelajaran matematika pada tingkatan SD. Pemilihan teori belajar tersebut diterapkan dengan pembelajaran  matematika dengan berbagai strategi pembelajaran yang tepat untuk membelajarkan matematika seperti metode pemecacahan masalah, problem posing, open ended problem, RME dan lain sebagainya. Jelaskan bagaimana implementasinya teori-teori tersebut dalam pembelajaran matematika di SD.

Jawab :

Implementasi teori-teori tersebut dalam pembelajaran matematika di SD.

1. Teori Ausubel
Teori makna (meaning theory) dari Ausubel (Brownell & Ghazal ) mengemukakan pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran akan lebih bermanfaat dan akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik.Teori ini disebut juga Teori Holistik karena mempunyai pandangan pentingnya keseluruhan dalam mempelajari bagian-bagian.
2. Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajarana matematika diberikan.tahap perkembangan anak menurut Piaget :
1. Sensori motor ( 0-2 tahun )
2. Pra-operasional ( 2-7 tahun )
3. Operasional Konkret ( 7-11 tahun )
4. Operasional ( > 11 Tahun ).
Konservasi : Konservasi bilangan, konservasi panjang, konservasi isi.

3. Teori Jerome Bruner
Berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan mulai dari yang nyata ke yang abstrak.Bruner : “ 3 tingkatan yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasikan keadaan peserta didik, yaitu :
1. Enactive ( Manipulasi objek langsung )
2. Iconic ( Manipulasi objek tidak langsung )
3. Symbolic ( Manipulasi simbol )
4. Teori Vygotsky
Teori ini berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar mandiri piaget menjadi belajar kelompok melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator.

5. Teori Pemecahan ( George Polya )
Menyebutkan teori heuristik ( bantuan untuk menemukan ), meliputi : 1.Understand the Problem; 2. devise the plan; 3.Carry out the yhe plan; 4.look back.Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika menghadapi suatu masalah.
Charles dan laster : mendefinisikan :Suatu masalah adalah suatu tugas yang mana :
1. Seseorang tertantang untuk menyelesaikan
2. Seseorang tidak mempunyai prosedur yang siap pakai untuk memperoleh penyelesaian;
3. Seseorang harus melakukan suatu usaha untuk memperoleh penyelesaian.
Bentuk pertanyaan yang memerlukan pemecahan masalah antara lain :
1. Soal cerita ( Verbal/Word problems )
2. Soal tidak rutin ( Non-routine mathematics problem )
3. Soal nyata ( Real/application problems )
Pendekatan pembelajaran matematika yang bersifat konstruktivistik dan bernuansa pemecahan masalah :
1. Penemuan terbimbing ( Guided discovery )
2. Penyelidikan Matematika (Mathematical investigation )
3. Berakhir terbuka ( Open-ended )
4. Banyak selesaian ( Multiple solutions )
5. Banyak cara menyelesaikan ( multiple methods of solutions )
6. Tugas menulis matematika ( Writting in mathematics )

6.Teori Van Hiele ( Hierarkis Belajar Geometri )
Teori ini menyatakan bahwa eksistensi dari 5 tingkatan yang berbeda tentang Pemikiran Geometrik, yaitu :
1. Level 0 ( Visualisasi )
2. Level 1 ( Analisis )
3. Level 2 ( Deduksi informal )
4. Level 3 ( Deduksi )
5. Level 4 ( Rigor )
8.RME ( Realistic Mathematics Education )
Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika dengan cara mengaitkannya dengan situasi dengan dunia nyata di sekitar siswa.
Freudenthal dan Treffers adalah tokoh yang mengembangkan RME.

7.Peta Konsep
Peta konsep adalah implementasi pembelajaran bermakna dari Ausubel, yaitu kebermaknaan yang ditunjukan dengan bagan atau peta sehingga hubungan antarkonsep menjadi jelas, dan keseluruhan konsep teridentifikasi.
Komponen Standar Guru Matematika yang Profesional :
1. Penguasaan dalam pembelajaran matematika
2. Penguasaan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran matematika
3. Penguasaan dalam pengembangan profesional guru Matematika

Semoga Bermanfaat


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salamat Datang Di website saya - Sudahkah kita berbuat baik hari ini? - Terima kasih telah berkunjung ke website qodirsmart, like, follow dan subscribe please!